Bismillāhirrahmānirrahīm
FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa
Nasional) selama ini dikenal sebagai ajang lomba yang identik dengan dunia
seni, seperti menyanyi, menggambar, menari, membuat kerajinan, hingga pantomim.
Namun, pada tahun ini, kegiatan tersebut mengalami pengembangan dan berubah
nama menjadi FLS3N (Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional). Perubahan
ini ditandai dengan penambahan dua cabang lomba di bidang sastra, yaitu
mendongeng dan menulis cerita.
Dengan hadirnya cabang lomba sastra ini, sebagai guru PAI, apakah kita bisa mengambil peran dalam momen ini?
Kebetulan pada tahun ini, saya mendapat ammanah untuk mendampingi siswa di salah satu cabang FLS3N, yaitu menulis cerita. Menulis cerita bisa menjadi jalan untuk menyampaikan pesan kebaikan. Cerita adalah jendela hati anak-anak. Melalui cerita, kita bisa menyampakan banyak nilai-nilai positif tentang kehidupan, termasuk nilai-nilai islami yang universal seperti kejujuran, kasih sayang, toleransi, dan lain sebagainya.
Sebagai guru PAI, saya mencoba berperan dengan cara membimbing siswa memilih nilai-nilai Islami yang sesuai dengan tema cerita, mengajak siswa untuk menulis cerita yang tidak hanya menarik, tetapi juga bermakna dan mengandung pesan moral. Saya juga selalu mendorong siswa untuk menghargai proses, bukan hanya hasil lomba. Itu adalah salah satu bagian penting dalam pendidikan karakter. Jika menang adalah bonus, sedangkan prosesnya adalah pembelajaran berharga.
Pada cabang lomba menulis cerita, peserta diwajibkan menulis menggunakan perangkat digital seperti gawai, tablet, atau laptop. Saya melatih siswa dampingan saya (Nayla Zalza Bila, kelas 4) menggunakan laptop sebagai medianya. Menariknya, dari penuturan siswa cerdas tersebut, ini adalah pengalaman pertamanya menggunakan laptop.
Hal ini menjadi kesempatan
berharga bagi saya sebagai guru, tidak hanya untuk membimbingnya dalam menulis
cerita, tetapi juga untuk mengenalkan teknologi dasar, seperti cara menyalakan
laptop dan mengetik di keyboard. Saya merasa pengalaman ini sangat bermakna,
karena mungkin akan selalu ia ingat di kemudian hari, seperti saya yang sampai
sekarang masih mengingat jelas sosok guru SMP yang pertama kali mengenalkan
saya pada komputer.
Kembali ke pembahasan awal, lomba
FLS3N cabang menulis cerita bisa menjadi sarana dakwah kreatif. Melalui cerita,
siswa bisa diajak menyisipkan nilai-nilai Islam yang sederhana yang disesuaikan
dengan tema cerita. Maka sebagai guru PAI, kita punya kesempatan untuk ambil
peran, tidak hanya mengajar di dalam kelas, tetapi juga mendampingi siswa di
ruang-ruang kreatif mereka.
Kebumen, 19 Mei 2025
-Bu Dhita-
Hasil ajang Festival dan Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) tingkat Kecamatan diumumkan pada tanggal 13 Juni 2025. Alhamdulillah siswa-siswi dari sekolah kami mendapat beberapa juara, salah satunya lomba menulis cerita.
1. Lomba Menulis Cerita (Nayla Zalza Bila)🥇 Juara 1
2. Lomba Mendongeng (Zhilvia Astila Rahma)🥇 Juara 1
3. Lomba Pantomim (Catur Febriyan dan Rizki Putra Ramadani) 🥈 Juara 2
Kami ucapkan selamat dan sukses kepada seluruh peserta yang telah berjuang dengan maksimal dan mengharumkan nama sekolah. Semoga prestasi ini menjadi motivasi untuk terus berkarya dan berprestasi di tingkat yang lebih tinggi.
Alhamdulillah, dengan bangga kami umumkan bahwa ananda Nayla berhasil meraih Juara 3 dalam Cabang Lomba Menulis Cerita pada ajang Festival dan Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten.
Prestasi ini menjadi lebih istimewa karena:
✅ Ananda Nayla menjadi satu-satunya perwakilan dari kecamatan kami yang berhasil masuk 3 besar.
✅ Cabang lomba Menulis Cerita adalah cabang lomba baru di FLS3N di tahun ini.
🌟 Selamat dan sukses untuk Nayla!
Semoga prestasi ini menjadi awal yang baik dan menjadi penyemangat untuk terus berkarya dan meraih prestasi yang lebih tinggi di tahun-tahun berikutnya.
Tetap semangat dan terus berkarya!
File Hasil Seleksi FLS3N dan O2SN Tingkat Kabupaten Kebumen Tahun 2025 👇
.jpeg)
0 Komentar