56 Hari Jualan Produk Digital, Alhamdulillah Income Tembus 10 Juta!

MasyaAllah target ketiga jualan produk digital tembus di tanggal 2 September 2025, di hari ke 56, sangat jauhhh di luar presiksi. Alhamdulillah, ini jadi bukti nyata bahwa usaha, doa bisa menghasilkan kejutan di luar dugaan. Kadang kita bikin perhitungan sendiri, tapi Allah kasih hasil yang lebih cepat dan lebih besar.

Setelah tadi pagi Founder Kelas Prodig memberi sertifikat penghargaan Pencapaian Target 10 Juta, banyak teman-teman yang japri dan nanya, tips dan triknya, jujur pengalaman saya ini benar-benar dimulai dari nol besar sama seperti tema-teman di kelas prodig. Tidak ada strategi yang muluk-muluk, tidak juga langsung laris manis. Malah sempat hampir putus asa juga karena merasa apa yang saya lakukan kok hasilnya begitu-begitu saja, sempat juga mengalami hal yang membuatku tidak baik-baik saja.

Awalnya, saya ikut cara yang kebanyakan dilakukan teman-teman juga yaitu share produk ke grup-grup WhatsApp. Harapannya, ada yang tertarik lalu beli. Memang awal-awal pecah telur saya berawal dari share-share di grup WhatsApp, tapi lama-lama sudah tak pernah lagi karena suatu hal, akhirnya pindah haluan promosi produk melalui konten video tiktok atas arahan mentor, dimana di salah satu materi disampaikan terkait medsos TikTok sebagai aset digital.. Benar² dikupas tuntas tentang medsos TikTok yang sangat berpeluang, tapi awalnya saya bener-bener ngga yakin karena akun TikTok saya bener-bener baru dibuat dari 0. Follower juga baru hitungan jari (teman-teman kelas prodig semua😅)

Ternyata ada beberapa teman kelas prodig juga yang baru membuat akun TikTok, jadi merasa ngga sendirian memulai hal baru, ada temannya, dan saling support😊

Sampai akhirnya ada teman yang cerita kalau video konten TikToknya dipromosiin jadi lumayan viewersnya. Awalnya saya ragu, tapi karena penasaran, saya coba bikin konten sederhana saja. Nah, ternyata bener kata teman saya, di TikTok ini ada fitur promosi berbayar, dan biayanya variasi. Saya akhirnya iseng ikutan coba yang paling murah sekitar Rp15.000-Rp16.000.

Tidak disangka, hasilnya lumayan. Konten saya tiba-tiba dapat banyak viewers, followers, likes mulai bertambah, dan likes juga bermunculan. Dan tentunya berpengaruh ke penjualan prodig di lynk.id yang meningkat. Akhirnya saya ulangi lagi promosinya di video-video yang saya posting sekitar 3 atau 4 kali dengan total biaya promosi yang tidak sampai Rp100.000.

Setelah saya iseng promosiin video ke sekian kalinya, saya pernah mengalami kejadian yang tidak disangka, kebanjiran orderan. Pernah saking capeknya dengan urusan dunia nyata, saya benar-benar lupa sama dunia maya. Bahkan, seharian penuh saya tidak sempat membuka Lynk.id, sampai lupa kalau saya sebenarnya punya toko digital di sana.

Dannn keesokan paginya, saat saya iseng membuka akun Lynk.id, ternyata orderan sudah masuk lebih dari 30+ transaksi. Jujur, saya sampai gemetar sendiri, kok bisa sebanyak itu tanpa saya sadari?

Tidak hanya sekali, beberapa kali saya juga mendapati orderan harian tembus 30+ lebih dalam sehari, bahkan pernah ada yang 70+ orderan dalam sehari. Padahal saya tidak sedang promosi atau ikut campur secara langsung. Bagi saya yang baru terjun di jualan produk digital, orderan segitu banyak sekali.

Dan ternyata dari modal iseng promosi yang ngga sampai 100rb itu, saya bisa menghasilkan income hingga Rp17 juta lebih per hari ini, Senin 29 September 2025.


MasyaAllah, benar-benar tidak terbayang sebelumnya, Jauh lebih besar dari pada penghasilan utama saya sebagai guru sertifikasi.

Kalau ditanya kenapa bisa sebesar itu, jawabannya mungkin ada di momen. Kebetulan waktu itu lagi ramai-ramainya Lomba MAPSI (Mata Pelajaran dan Seni Islami) SD dan SMP se-Jateng. Jadi produk yang saya jual benar-benar dibutuhkan banyak guru. Ada produk saya sendiri, ada juga produk dari Ustadz Ubay selaku mentor yang saya masukkan ke produk affiliate. Terima kasih juga untuk teman-teman kelas prodig yang sudah affiliate produk saya. 

Dari pengalaman ini, saya semakin yakin bahwa inilah yang disebut passive income. Hasil yang tetap mengalir walaupun saya tidak terus-menerus aktif mengelolanya. Inginnya lancar tterus penjualannya, tapi sekarang ini moment MAPSI hampir selesai, penjualan mulai sepi lagi. Ya wajar, karena produk yang booming waktu itu memang sifatnya musiman. Jadi ada tantangan baru memikirkan produk apa yang harus saya buat berikutnya supaya tetap relevan dan laku meski tanpa momen tertentu?

Dari pengalaman ini saya belajar banyak hal. Kunci keberhasilan pecah telur saya kemarin ternyata sederhana:
✅ Ada momen yang pas.
✅ Produk memang sesuai kebutuhan target pasar.
✅ Promosi lewat grup WhatsApp, Instagram, Facebook, Blog, tapi yang paling efektif lewat TikTok Ads dengan biaya terjangkau.
✅ Minta doa ke keluarga, suami, orang tua, anak-anak, bahkan kucing-kucing peliharaan😹
✅Dan yang tidak kalah penting, saya tetap berusaha berbagi gratis untuk teman se-kecamatan yang membutuhkan, supaya manfaatnya tidak hanya soal jualan.

Di kelas prodig juga saya lakukan arahan-arahan dari mentor: 

1. Mencatat Ilmu

Dari awal ikut kelas, saya diarahkan untuk selalu mencatat setiap ilmu yang disampaikan mentor. Maka saya siapkan buku khusus untuk menuliskan poin-poin penting agar tidak hilang begitu saja.

2. Menuliskan Impian & Eksekusi

Tidak hanya ilmu, saya juga mencatat impian-impian yang ingin dicapai.

3. Membuat Konten TikTok

Salah satu arahan dari mentor adalah membuat akun TikTok dan mulai berkarya membuat konten, katanya algoritma TikTok lumayan bagus. Konten TikTok berpeluang besar untuk viral walaupun konten lama. Saya pun langsung eksekusi dengan membuat konten sebisanya.

4. Live di TikTok

Saya juga pernah mencoba live di TikTok. Walaupun baru sekali, ternyata ada sekitar 40 orang yang keluar-masuk selama siaran. Sebuah pengalaman baru yang cukup menantang. 😅

5. Rutin Bersedekah

Dengan menyisihkan sebagian hasil yang didapat untuk berbagi, hati terasa lebih tenang, dan ada rasa yakin bahwa kebaikan itu akan kembali lagi dalam bentuk yang lebih besar.

6. Fokus di Jam Kerja

Tidak mengurus bisnis saat jam kerja utama untuk menjaga profesionalitas dan tanggung jawab di tempat kerja. Walaupun kadang saya sesekali masih membalas chat terkait produk digital di sela jam kerja sekadar untuk menjaga komunikasi dengan calon pembeli 😊

Beberapa arahan mentor tersebut saya ikuti sebagai bentuk ikhtiar saya setelah bergabung di kelas Prodig. Semoga keberkahan dari Ustadz Ubay selaku founder dan mentor kelas Prodig bisa mengalir juga kepada saya dan teman-teman seperjuangan.

Buat teman-teman yang belum pecah telur jualan produk digital, jangan minder. Semua orang mulai dari nol, termasuk saya. Mungkin kalau mau mencoba juga, bikin konten Tiktok tentang produk sendiri atau produk affiliate, berani iklan dengan modal kecil, lalu lihat responnya. Jangan takut rugi, karena pengalaman pertama itu jauh lebih berharga daripada nominal yang keluar. Kalau kata mentor kita: Lebih baik jadi orang kalah daripada jadi penonton, karena kalah artinya sudah mencoba.

Siapa tahu, dari “iseng” promosi kecil-kecilan, justru bisa jadi jalan rezeki yang tidak pernah kita sangka-sangka. 😊

Ayo kita berproses bersama✊

Terima kasih yang sudah berkenan membaca cerita random saya😁


Ini perjalanan cerita saya tentang mengikuti kelas produk digital:

Sampai Jumpa di Cerita 50juta pertamaku dari jualan Produk Digital!😍✊

Posting Komentar

0 Komentar